SNMPTN 2013 : Surat untuk SNMPTN 2013
SNMPTN 2013 : Surat untuk SNMPTN 2013 -
Tahun baru itu artinya juga akan ada sistem baru dalam pendidikan kita.
Ada wacana pemerintah merubah kurikulum lama dan mengganti dengan
kurikulum yang baru, kurikulum 2013. Apa bedanya? Entahlah, saya mungkin
bukan orang yang mengerti pendidikan. Tapi saya ingin mencermati satu
yaitu sistem penerimaan mahasiswa baru yang nanti akan diterapkan pada
tahun 2013.
Sebagai orang yang pernah
kuliah, saya memahami bagaimana sulitnya untuk bisa kuliah di perguruan
tinggi negeri. Segala macam persyaratan harus ditempuh untuk bisa masuk
PTN. Ikut bimbel, kursus, tambahan jam pelajaran di sekolah, dan
lain-lain. Belum lagi ada Ujian Nasional (UN). Wah tidak hanya murid
saja yang repot, guru dan orang tua bahkan ikut khawatir.
Tahun 2013 nanti penerimaan mahasiswa baru akan
ada 3 jalur, SNMPTN, SBMPTN, dan Seleksi Mandiri. Untuk info lengkap
dapat dilihat di laman snmptn.ac.id (laman resmi). Sekarang katanya
nilai rapor dan ujian nasional serta piagam akademis dipakai untuk
seleksi masuk PTN. Yang saya permasalahkan adalah (ini pendapat saya
pribadi) bagaimana mungkin kita dapat menggunakan nilai rapor dan hasil
ujian nasional (SNMPTN 2013) untuk mengetahui kemampuan siswa yang
sebenarnya mengingat masih ada kelemahan dalam sistem pendidikan kita.
Maksud saya disini adalah apakah benar nilai rapor dan nilai ujian
nasional sudah mencerminkan kemampuan siswa? Prakteknya sekarang adalah
sekolah mengkatrol nilai siswa sangat tinggi dengan alasan: “ah sekolah
lain juga melakukan hal yang sama, kalau tidak kami katrol nilainya,
predikat sekolah akan turun”. Begitu pula ujian nasional, masih banyak
ada praktek kecurangan, bocornya jawaban, dll. Mungkin ada yang bias
menjelaskan tentang hal seperti ini.
Satu lagi yang menjadi
pertanyaan saya, apa sih yang dimaksud dengan siswa cerdas? Apakah siswa
yang pintar matematika, fisika terus mendapat medali emas di IPhO
(International Physics Olympiad) disebut siswa cerdas? Bagaimana dengan
siswa yang senang melukis, bermusik, olahraga, apakah mereka tidak
dikatakan cerdas? IQ saja ada banyak kan? Dalam persepsi masyarakat
kita, cerdas adalah pintar dalam hal akademis. Tapi bagi saya pribadi
kecerdasan bukan hanya masalah otak, tetapi juga tentang kecerdasan di
hal yang lain. Misalnya emosional, spiritual, dan bakat. Apakah
pendidikan di Indonesia memperhatikan hal ini?
Bagi saya, pendidikan adalah
sebuah investasi yang mahal. Sudah saatnya pemerintah menerapkan sistem
penerimaan mahasiswa baru dengan baik. Dengan memperhatikan semua
hal tidak hanya sisi akademis siswa, tetapi juga misalnya bakat atau
kecerdasan siswa yang lain. Siswa yang berbakat di seni, musik, dan
olahraga harus mendapat kesempatan yang sama untuk bisa kuliah di PTN.
Saya teringat dengan teman saya, dia
sangat senang melukis dan berniat untuk masuk ISI Denpasar. Begitu ia
mengutarakan niatnya untuk kuliah di ISI, Ibunya berkata, “Mau jadi
pelukis, mau makan apa kamu nanti?” Teman saya akhirnya masuk fakultas
hukum (karena kedua orang tuanya adalah pengacara) dan sampai sekarang
belum lulus. Teman saya masuk kuliah tahun 2004.
sumber : http://edukasi.kompasiana.com
great :D
BalasHapus